8  Pers. Diferensial Biasa

Persamaan Diferensial Biasa (PDB) merupakan salah satu cabang penting dalam matematika terapan yang mempelajari hubungan antara suatu fungsi dengan turunannya (). Secara umum, bentuk persamaan diferensial biasa dapat ditulis sebagai:

F(x,y,y,y,,y(n))=0

di mana:

Persamaan diferensial biasa merupakan dasar penting dalam matematika terapan dan ilmu rekayasa ().

Dalam konteks dunia teknik, khususnya teknik pertambangan, PDB digunakan untuk memodelkan fenomena-fenomena fisik yang kompleks dan dinamis, antara lain:

Pemahaman terhadap PDB memungkinkan para insinyur pertambangan untuk:

Dengan demikian, penerapan PDB tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga sangat praktis dan berdampak langsung terhadap efisiensi operasional dan keselamatan kerja di industri pertambangan.

8.1 PDB Orde Satu

Salah satu contoh paling sederhana dari PDB Orde Satu adalah:

dydx=ky

Apa artinya?

Persamaan ini menyatakan bahwa laju perubahan suatu besaran y terhadap waktu atau jarak (x) sebanding dengan nilai y itu sendiri. Artinya, semakin besar y, semakin cepat ia berubah ().

  • Jika k>0: maka nilai y akan bertambah dengan cepat — ini disebut pertumbuhan eksponensial.
  • Jika k<0: maka nilai y akan menurun dengan cepat — ini disebut peluruhan eksponensial.

8.1.1 Peluruhan Gas Beracun

Di tambang bawah tanah, gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) atau metana (CH₄) dapat terakumulasi. Untuk mencegah bahaya ledakan atau keracunan, sistem ventilasi harus mampu mengurangi konsentrasi gas ini seiring waktu ().

Secara matematis, peluruhan konsentrasi gas tersebut dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial eksponensial sederhana berikut:

dCdt=kC

Keterangan

  • C=C(t) adalah konsentrasi gas pada waktu t (misalnya dalam ppm),
  • t adalah waktu (misalnya dalam menit),
  • k adalah konstanta peluruhan (negatif), yang mencerminkan efisiensi ventilasi; makin besar k, makin cepat gas berkurang.

Penyelesaian Matematis

Langkah 1: Pisahkan variabel

1CdC=kdt

Langkah 2: Integrasi kedua sisi

1CdC=kdt

ln|C|=kt+C1

Langkah 3: Pangkatkan kedua sisi

C=ekt+C1=CeC1ekt

Misalkan C0=eC1 adalah konsentrasi awal saat t=0, maka:

C(t)=C0ekt

Interpretasi Solusi

  • Ketika t=0, maka C(0)=C0 (sesuai kondisi awal).
  • Ketika t, maka C(t)0, artinya konsentrasi gas mendekati nol seiring waktu.
  • Nilai k menentukan seberapa cepat konsentrasi menurun. Jika k besar (misalnya karena ventilasi sangat efisien), gas akan cepat hilang.

Contoh Numerik

Misalkan:

  • Konsentrasi awal gas: C0=200 ppm,
  • Efisiensi ventilasi: k=0,1 per menit,

Maka konsentrasi gas setelah t menit adalah:

C(t)=200e0,1t

Contoh nilai:

  • Setelah 10 menit:

    C(10)=200e12000,367973,6ppm

  • Setelah 30 menit:

    C(30)=200e32000,04989,96ppm

8.1.2 Pertumbuhan Retakan

Dalam tambang bawah tanah, tekanan air tanah yang tinggi dapat menyebabkan pembukaan dan perluasan retakan pada dinding tambang. Untuk menjaga keamanan dan kestabilan tambang, penting bagi insinyur untuk memprediksi seberapa cepat retakan ini bertambah panjang (; ).

Model sederhana untuk pertumbuhan panjang retakan adalah:

dldt=kl

Keterangan

  • l=l(t) adalah panjang retakan pada waktu t (misalnya dalam cm),
  • t adalah waktu (misalnya dalam hari atau jam),
  • k adalah konstanta pertumbuhan yang menunjukkan seberapa cepat retakan berkembang, tergantung pada tekanan air tanah dan sifat material dinding tambang.

Penyelesaian Matematis

Persamaan diferensial orde satu:

dldt=kl

dapat diselesaikan dengan metode pemisahan variabel:

Langkah 1: Pisahkan variabel

1ldl=kdt

Langkah 2: Integrasi kedua sisi

1ldl=kdt

ln|l|=kt+C1

Langkah 3: Pangkatkan kedua sisi

l=ekt+C1=C0ekt

di mana C0=eC1 adalah panjang retakan awal saat t=0.

Interpretasi Solusi

  • Pada waktu awal (t=0), panjang retakan adalah l(0)=C0.
  • Seiring waktu, panjang retakan bertambah secara eksponensial, artinya semakin lama retakan semakin cepat berkembang.
  • Nilai k menentukan laju pertumbuhan. Jika k kecil, pertumbuhan lambat; jika besar, retakan berkembang cepat dan perlu perhatian segera.

Contoh Numerik

Misalkan:

  • Panjang awal retakan: l0=1 cm,
  • Konstanta pertumbuhan: k=0,05 per hari,

Maka panjang retakan setelah t hari adalah:

l(t)=1e0,05t=e0,05t

Contoh nilai:

  • Setelah 10 hari:

    l(10)=e0,51,65 cm

  • Setelah 30 hari:

    l(30)=e1,54,48 cm

8.1.3 Manfaat Model

Model ini membantu insinyur Insinyur Tambang untuk:

  • Memperkirakan seberapa cepat retakan bertambah panjang dan kapan diperlukan tindakan penguatan,
  • Merencanakan pemeliharaan dan pengawasan tambang agar lebih aman,
  • Mengoptimalkan sistem pengendalian tekanan air tanah agar laju pertumbuhan retakan dapat dikendalikan.

8.2 Pers. Diferensial Orde Tinggi

8.2.1 Pers. Diferensial Homogen

Persamaan diferensial dikatakan homogen jika semua suku dalam persamaan hanya melibatkan fungsi yang dicari dan turunannya, tanpa adanya suku bebas (konstanta atau fungsi lain) ().

Bentuk Umum

Persamaan diferensial linear homogen orde satu biasanya ditulis sebagai:

dydx+P(x)y=0

di mana:

  • y=y(x) adalah fungsi tak diketahui,
  • P(x) adalah fungsi yang diketahui (tergantung pada variabel x) ().

Contoh Spesifik

Misalkan diberikan persamaan:

dydx3y=0

Di sini, P(x)=3 (konstanta) ().

Penyelesaian Persamaan Homogen

Persamaan

dydx+P(x)y=0

dapat diselesaikan dengan metode pemisahan variabel sebagai berikut:

Langkah 1: Pisahkan variabel y dan x:

dyy=P(x)dx

Langkah 2: Integrasikan kedua ruas:

1ydy=P(x)dx

ln|y|=P(x)dx+C

di mana C adalah konstanta integrasi ().

Langkah 3: Eksponensialkan kedua ruas untuk mendapatkan solusi eksplisit:

y=CeP(x)dx

Penyelesaian pada Persamaan Spesifik

Untuk persamaan:

dydx3y=0

kita punya:

P(x)=3

Maka,

y=Ce(3)dx=Ce3x

Dengan demikian, solusi umum adalah:

y(x)=Ce3x

Ini sesuai dengan metode dan contoh yang dijelaskan di referensi pembelajaran ().

Interpretasi Solusi

  • Solusi berupa fungsi eksponensial dengan laju pertumbuhan atau peluruhan tergantung tanda dan nilai dari P(x).
  • Jika P(x) positif, solusi akan meluruh; jika negatif, solusi akan tumbuh ().

8.2.2 Pers. Diferensial Tak Homogen

Persamaan diferensial dikatakan tak homogen jika terdapat suku bebas (konstanta atau fungsi non-homogen lainnya) di dalam persamaan ().

Bentuk Umum

Persamaan diferensial linear tak homogen orde satu memiliki bentuk umum:

dydx+P(x)y=Q(x)

  • P(x) dan Q(x) adalah fungsi dari x,
  • Q(x)0 merupakan bagian non-homogen dari persamaan ().

Contoh Spesifik

dydx3y=e2x

Pada contoh ini:

  • P(x)=3
  • Q(x)=e2x

Penyelesaian

Solusi umum dari persamaan diferensial tak homogen terdiri dari dua bagian:

  1. Solusi homogen (yh): diselesaikan dari persamaan
    dydx+P(x)y=0
  2. Solusi khusus (yp): diselesaikan menggunakan metode faktor integrasi atau variasi parameter ().

Penyelesaian dengan Faktor Integrasi

Hitung faktor integrasi:

μ(x)=eP(x)dx

Untuk contoh:

μ(x)=e3dx=e3x

Kalikan seluruh persamaan dengan μ(x):

e3xdydx3e3xy=e3xe2x

Ruas kiri menjadi turunan hasil kali:

ddx[e3xy]=ex

Integrasikan kedua sisi:

e3xy=exdx=ex+C

Selesaikan untuk y:

y=e3x(ex+C)=e2x+Ce3x

Maka solusi umum dari persamaan diferensial tak homogen tersebut adalah:

y(x)=e2x+Ce3x

Interpretasi

  • Bagian Ce3x adalah solusi dari persamaan homogen.
  • Bagian e2x adalah solusi khusus yang memenuhi bentuk tak homogen.

8.3 Studi Kasus PDB

8.3.1 Aliran Air Tanah

Dalam operasi tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, pengelolaan air tanah sangat penting untuk menjaga kestabilan lereng dan mencegah genangan air. Salah satu metode umum yang digunakan adalah pemompaan air tanah (dewatering).

Model Matematis

Proses penurunan muka air akibat pemompaan dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial:

dhdt=kh

di mana:

  • h(t) adalah tinggi muka air tanah terhadap waktu,
  • k adalah konstanta positif yang menunjukkan laju pemompaan (dipengaruhi oleh kapasitas pompa dan permeabilitas tanah),
  • t adalah waktu (dalam satuan tertentu, misalnya hari atau jam).

Penyelesaian Persamaan

Persamaan tersebut adalah PDB linear homogen orde satu. Solusi umumnya adalah:

h(t)=h0ekt

di mana:

  • h0 adalah tinggi muka air awal saat t=0.

Interpretasi Fisik

  • Jika k besar, artinya laju penurunan air cepat, mencerminkan sistem pemompaan yang efisien.
  • Jika k kecil, penurunan muka air lambat, bisa jadi karena debit pompa kecil atau tanah sulit ditembus airnya (impermeable).

Contoh Aplikasi

Misalkan:

  • Tinggi muka air awal h0=10 meter,
  • Konstanta k=0,05jam1.

Maka setelah t=24 jam:

h(24)=10e0,052410e1,2100,301=3,01meter

Dalam waktu 1 hari, muka air turun dari 10 meter menjadi sekitar 3 meter — pemompaan cukup efektif. Model eksponensial ini sangat berguna dalam konteks teknik tambang karena dapat digunakan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan guna menurunkan muka air ke tingkat yang aman, merancang sistem pemompaan yang optimal, serta menghindari potensi bahaya seperti longsor atau genangan air di area kerja tambang. Selain itu, model ini memiliki keunggulan karena mudah dihitung, memberikan estimasi yang cepat, dan cukup akurat untuk kondisi ideal, menjadikannya alat prediktif yang efektif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan teknis (; ).

8.3.2 Ventilasi Tambang

Dalam operasi tambang terbuka, batuan yang terpapar udara terbuka dan air hujan secara terus-menerus akan mengalami pelapukan. Proses ini melibatkan reaksi kimia dan fisik antara batuan dengan air, udara, dan mikroorganisme, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kekuatan dan massa batuan (). Jika tidak dikendalikan, pelapukan dapat menurunkan stabilitas lereng tambang dan meningkatkan risiko longsor.

Model Matematis

Proses pelapukan ini dapat dimodelkan secara sederhana menggunakan persamaan diferensial:

dMdt=kM

di mana:

  • M(t) adalah massa batuan yang tersisa pada waktu t,
  • k adalah konstanta pelapukan (tergantung jenis batuan dan kondisi lingkungan),
  • t adalah waktu (dalam satuan tertentu, misalnya bulan atau tahun) ().

Penyelesaian Persamaan

Persamaan di atas merupakan persamaan diferensial linear homogen orde satu, dan solusinya adalah:

M(t)=M0ekt

di mana:

  • M0 adalah massa awal batuan saat t=0.

Solusi ini menunjukkan bahwa perubahan massa mengikuti model eksponensial berkurang ().

Interpretasi Fisik

  • Nilai k besar → pelapukan cepat → batuan cepat kehilangan massa dan kekuatan.
  • Nilai k kecil → pelapukan lambat → batuan lebih tahan terhadap pelapukan.

Model ini menyatakan bahwa pelapukan berlangsung secara eksponensial, artinya pada awalnya massa batuan turun cepat, lalu melambat seiring waktu ().

Contoh Aplikasi

Misalkan:

  • Massa awal batuan M0=100 ton,
  • Nilai k=0,02tahun1.

Maka setelah 10 tahun:

M(10)=100e0,0210=100e0,21000,8187=81,87ton

Artinya: dalam 10 tahun, sekitar 18% massa batuan hilang akibat pelapukan. Ini menjadi dasar penting untuk perencanaan jangka panjang tambang ().

8.3.3 Distribusi Suhu di Tanah

Dalam dunia pertambangan, suhu bawah tanah sangat berperan penting, khususnya untuk kenyamanan kerja di tambang bawah tanah dan untuk desain sistem ventilasi serta kestabilan termal batuan. Jika tidak ada sumber panas internal dan suhu hanya berubah akibat konduksi, maka distribusi suhu di bawah permukaan tanah dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial linear orde dua.

Model Matematis

Dalam kondisi steady-state (keadaan tunak, tanpa perubahan waktu), model satu dimensi konduksi panas dalam tanah secara sederhana dapat ditulis:

d2Tdx2=0

di mana:

  • T(x) adalah suhu pada kedalaman x,
  • x adalah jarak dari permukaan tanah,
  • d2Tdx2=0 menyatakan bahwa tidak ada fluks panas berubah terhadap kedalaman — suhu berubah secara linier ().

Penyelesaian Persamaan

Persamaan diferensial orde dua ini memiliki solusi umum:

T(x)=Ax+B

Dengan kondisi batas (boundary conditions) seperti:

  • Suhu di permukaan: T(0)=T0,
  • Suhu di kedalaman L: T(L)=TL,

Kita dapat menentukan A dan B:

T(x)=TLT0Lx+T0

Interpretasi Fisik

  • Model ini menunjukkan bahwa suhu berubah secara linier terhadap kedalaman tanah dalam kondisi tunak.
  • Gradien suhu diberikan oleh TLT0L.
  • Semakin besar perbedaan suhu TLT0, semakin tajam perubahan suhu dengan kedalaman.
  • Model ini relevan untuk estimasi suhu batuan dan rancang ventilasi tambang saat tidak ada panas dari sumber dalam (misalnya, aktivitas magma atau gesekan mesin berat) ().

Contoh Aplikasi

Misalnya:

  • Suhu permukaan T0=25C,
  • Suhu pada kedalaman L=100 m adalah TL=45C,

Maka:

T(x)=4525100x+25=0,2x+25

  • Pada kedalaman 50 meter:

T(50)=0,250+25=35C

Artinya: suhu meningkat secara linear dari 25°C di permukaan ke 45°C pada kedalaman 100 meter.

Model ini sangat berguna karena:

  • Memberikan estimasi cepat suhu bawah tanah,
  • Digunakan dalam desain sistem pendingin atau ventilasi tambang,
  • Membantu merencanakan kondisi kerja aman di tambang bawah tanah.

8.3.4 Penurunan Muka Air

Dalam praktik pertambangan, pemompaan air tanah (dewatering) sering dilakukan untuk mencegah genangan air. Namun, dalam kondisi musim hujan atau area tambang yang berada dekat dengan sungai atau danau, terdapat infiltrasi air dari permukaan yang masuk ke dalam sistem air tanah. Hal ini menjadikan model penurunan muka air lebih kompleks dan tidak bisa disederhanakan menjadi bentuk homogen.

Model Matematis

Model diferensial tak homogen yang menggambarkan kombinasi pemompaan dan infiltrasi air dari permukaan:

dhdt+kh=R

di mana:

  • h(t) = tinggi muka air tanah (m),
  • k = konstanta pemompaan (positif),
  • R = laju infiltrasi air dari permukaan (m/jam), dianggap konstan untuk jangka waktu tertentu.

Model ini merupakan persamaan diferensial linear orde satu tak homogen ().

Penyelesaian Persamaan

Langkah-langkah:

  1. Hitung faktor integrasi:

    μ(t)=ekdt=ekt

  2. Kalikan seluruh persamaan dengan μ(t):

    ektdhdt+kekth=Rekt

    ddt[ekth]=Rekt

  3. Integrasikan kedua sisi:

    ekth=Rektdt+C=Rkekt+C

  4. Bagi dengan ekt:

    h(t)=Rk+Cekt

Jika kondisi awal h(0)=h0 diketahui, maka:

C=h0Rk

Sehingga solusi akhirnya:

h(t)=Rk+(h0Rk)ekt

Interpretasi Fisik

  • Jika tidak ada infiltrasi (R=0), maka model kembali ke bentuk homogen.
  • Jika R>0, maka penurunan muka air melambat seiring waktu karena adanya asupan air dari permukaan.
  • Solusi memperlihatkan bahwa muka air akan mendekati nilai kesetimbangan Rk setelah waktu cukup lama.

Contoh Spesifik

Misalkan:

  • Muka air awal h0=12 meter,
  • Laju infiltrasi R=2m/jam,
  • Laju pemompaan k=0,25jam1.

Maka solusi:

h(t)=20,25+(128)e0,25t=8+4e0,25t

Setelah 5 jam:

h(5)=8+4e1,258+4(0,2865)9,15meter

Artinya: setelah 5 jam, muka air turun dari 12 meter ke sekitar 9,15 meter. Namun, tidak akan turun terus-menerus karena ada suplai air dari permukaan.

Model ini sangat relevan dalam:

  • Perencanaan pompa tambang di musim hujan,
  • Menentukan debit pompa minimum agar genangan tidak terjadi,
  • Menyusun skenario manajemen air yang realistis untuk tambang terbuka dan bawah tanah.

8.3.5 Penyebaran Panas Batang Logam

Dalam teknik tambang, pengendalian suhu pada peralatan dan struktur logam sangat penting untuk menjaga kestabilan dan keselamatan kerja. Model penyebaran panas dalam batang logam dapat dimodelkan menggunakan persamaan diferensial orde dua homogen.

Model Matematis

Misalkan T(x) adalah suhu pada posisi x sepanjang batang logam dengan panjang L. Distribusi suhu sepanjang batang dapat dimodelkan oleh persamaan diferensial:

d2Tdx2α2T=0

dengan α adalah konstanta yang bergantung pada sifat termal bahan. Diberikan α=2, panjang batang L=1 meter, dan kondisi batas suhu:

  • T(0)=T0=100C (suhu ujung kiri),
  • T(L)=TL=50C (suhu ujung kanan).

Tentukan fungsi suhu T(x) sepanjang batang.

Penyelesaian

  1. Persamaan karakteristik:

r2α2=0r=±α=±2

  1. Solusi umum persamaan diferensial:

T(x)=C1e2x+C2e2x

  1. Gunakan kondisi batas:
  • Pada x=0:

T(0)=C1+C2=100

  • Pada x=1:

T(1)=C1e2+C2e2=50

  1. Sistem persamaan linear:

{C1+C2=100C1e2+C2e2=50

  1. Selanjutnya, dapat diselesaikan untuk C1 dan C2.

Setelah menghitung,

C1=50100e2e2e2,C2=100C1

Sehingga,

T(x)=C1e2x+C2e2x

Interpretasi

  • Distribusi suhu mengikuti kombinasi eksponensial,
  • Kondisi batas menentukan profil suhu sepanjang batang,
  • Model ini membantu menentukan kebutuhan pendinginan atau pemanasan pada titik tertentu.

8.4 Latihan Soal

  1. Sebuah tambang memiliki konsentrasi gas berbahaya 90 ppm yang turun menuju 20 ppm. Modelkan dengan k=0.25 dan tentukan C(t).
  2. Massa batuan menurun 3% per tahun. Jika awalnya 500 ton, berapa sisa massa setelah 10 tahun?
  3. Suhu permukaan tanah 25°C dan di kedalaman 200 m adalah 75°C. Tentukan rumus suhu terhadap kedalaman x.

8.5 Referensi

Academy, K. (2024). First order differential equations. https://www.khanacademy.org/math/differential-equations/first-order-differential-equations
Boyce, W. E., & DiPrima, R. C. (2017). Elementary differential equations and boundary value problems. https://www.wiley.com/en-us/Elementary+Differential+Equations+and+Boundary+Value+Problems%2C+11th+Edition-p-9781119452715
Kreyszig, E. (2011). Advanced engineering mathematics (10th ed.). Wiley.
Zill, D. G. (2018). A first course in differential equations with modeling applications (11th ed.). Cengage Learning.