library(plotly)
# Fungsi yang akan diturunkan
<- function(x) {
f ^2
x
}
# Metode Selisih Maju (Forward Difference)
<- function(x, h) {
forward_diff f(x + h) - f(x)) / h
(
}
# Metode Selisih Mundur (Backward Difference)
<- function(x, h) {
backward_diff f(x) - f(x - h)) / h
(
}
# Metode Selisih Tengah (Central Difference)
<- function(x, h) {
central_diff f(x + h) - f(x - h)) / (2 * h)
(
}
# Nilai x dan h
<- 2
x_val <- 0.01
h_val
# Perhitungan turunan numerik
<- forward_diff(x_val, h_val)
fwd <- backward_diff(x_val, h_val)
bwd <- central_diff(x_val, h_val)
ctr
# Data untuk visualisasi
<- seq(1.5, 2.5, length.out = 100)
x_vals <- f(x_vals)
y_vals
<- data.frame(x = x_vals, y = y_vals)
data
# Buat plot dengan Plotly
<- plot_ly(data, x = ~x, y = ~y, type = 'scatter', mode = 'lines',
fig name = 'f(x) = x^2') %>%
add_trace(x = c(x_val, x_val + h_val), y = c(f(x_val), f(x_val + h_val)),
type = 'scatter', mode = 'lines+markers',
name = 'Backward Difference',
line = list(color = 'red', dash = 'dash')) %>%
add_trace(x = c(x_val - h_val, x_val), y = c(f(x_val - h_val), f(x_val)),
type = 'scatter', mode = 'lines+markers',
name = 'Central Difference',
line = list(color = 'green', dash = 'dot')) %>%
add_trace(x = c(x_val - h_val, x_val + h_val),
y = c(f(x_val - h_val), f(x_val + h_val)),
type = 'scatter', mode = 'lines+markers',
name = 'Forward Difference',
line = list(color = 'orange', dash = 'solid')) %>%
layout(title = 'Pendekatan Turunan dengan Selisih Maju, Mundur, dan Tengah',
xaxis = list(title = 'x', range = c(1.8, 2.3)), # Mengatur zoom out
yaxis = list(title = 'f(x)', range = c(0, 10)),
legend = list(x = 0.1, y = 0.9))
# Tampilkan plot
fig
3 Diferensiasi
3.1 Aturan Turunan
Turunan suatu fungsi menunjukkan laju perubahan fungsi terhadap variabelnya. Secara formal, turunan pertama didefinisikan sebagai:
Turunan digunakan dalam berbagai bidang seperti fisika (kecepatan dan percepatan), ekonomi (elastisitas), dan optimasi fungsi. Berikut adalah beberapa aturan dasar dalam turunan fungsi secara Analitik:
3.1.1 Aturan Pangkat (Power Rule)
Jika
Contoh: Misalkan
3.1.2 Aturan Perkalian (Product Rule)
Jika
Contoh: Misalkan
✅
✅
Maka turunannya:
3.1.3 Aturan Pembagian (Quotient Rule)
Jika
Contoh: Misalkan
✅
✅
Maka turunannya:
3.1.4 Aturan Rantai (Chain Rule)
Jika
Contoh: Misalkan
✅
✅
Turunan dari
Contoh Perhitungan: Misalkan diberikan fungsi:
Turunan pertama dari fungsi ini adalah:
Untuk
Turunan menunjukkan laju perubahan fungsi dan digunakan dalam berbagai bidang. Aturan turunan seperti aturan pangkat, perkalian, pembagian, dan rantai sangat berguna dalam menghitung turunan berbagai jenis fungsi. Contoh perhitungan menunjukkan bagaimana menerapkan aturan turunan untuk fungsi polinomial. Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih mudah menganalisis bagaimana suatu fungsi berubah!
3.2 Turunan Fungsi Numerik
Metode ini digunakan ketika turunan analitik sulit dihitung. Beberapa metode umum:
- Selisih Maju (Forward Difference):
- Selisih Mundur (Backward Difference):
Contoh Perhitungan: Jika
Ini mendekati hasil analitik
3.3 Terapan Fungsi Turunan
Turunan dapat digunakan untuk menemukan titik ekstrem suatu fungsi, yaitu titik maksimum dan titik minimum. Titik ekstrem terjadi ketika turunan pertama bernilai nol, yaitu:
Penyelesaian persamaan ini akan memberikan titik kritis, yaitu kandidat titik maksimum atau minimum. Untuk menentukan apakah titik tersebut adalah maksimum atau minimum, kita dapat menggunakan turunan kedua. Proses untuk menentukan titik ekstrem, adalah:
- Hitung turunan pertama
.
- Cari titik kritis dengan menyelesaikan
.
- Gunakan uji turunan kedua untuk menentukan jenis ekstrem:
- Jika
, titik kritis adalah minimum lokal (kurva cekung ke atas). - Jika
, titik kritis adalah maksimum lokal (kurva cekung ke bawah).
- Jika
3.3.1 Menentukan Titik Ekstrem
Misalkan diberikan fungsi:
Langkah 1: Hitung turunan pertama
Langkah 2: Cari titik kritis dengan menyelesaikan
Bagi kedua sisi dengan 3:
Faktorkan:
Jadi, titik kritis berada di:
Langkah 3: Hitung turunan kedua untuk uji cekung
Evaluasi pada titik kritis, Untuk
Karena positif, maka
Karena negatif, maka
Langkah 4: Hitung nilai fungsi pada titik ekstrem
Kesimpulan:
🎯 Maksimum lokal terjadi pada
🎯 Minimum lokal terjadi pada
Turunan pertama digunakan untuk menemukan titik kritis, sementara turunan kedua menentukan apakah titik kritis tersebut merupakan minimum atau maksimum.
3.3.2 Turunan dalam Fisika
Dalam fisika, turunan digunakan untuk menganalisis gerak benda.
- Kecepatan adalah turunan pertama dari posisi terhadap waktu:
Kecepatan menunjukkan seberapa cepat posisi berubah terhadap waktu.
- Percepatan adalah turunan kedua dari posisi terhadap waktu, atau turunan pertama dari kecepatan:
Misalkan posisi suatu benda dinyatakan dengan fungsi:
Langkah 1: Hitung kecepatan
Kecepatan diperoleh dengan menurunkan
Langkah 2: Hitung percepatan
Percepatan diperoleh dengan menurunkan
Fungsi posisi:
library(plotly)
# Definisi fungsi
<- function(t) { 5*t^2 }
s <- function(t) { 10*t }
v <- function(t) { 10 }
a
# Rentang waktu
<- seq(0, 5, length.out = 100)
t_vals <- s(t_vals)
s_vals <- v(t_vals)
v_vals <- rep(a(0), length(t_vals)) # Percepatan konstan
a_vals
# Buat data frame
<- data.frame(t = t_vals, s = s_vals, v = v_vals, a = a_vals)
data
# Plot menggunakan Plotly
<- plot_ly() %>%
fig add_trace(data = data, x = ~t, y = ~s, type = 'scatter', mode = 'lines',
name = 'Posisi s(t)', line = list(color = '#1f77b4')) %>%
add_trace(data = data, x = ~t, y = ~v, type = 'scatter', mode = 'lines',
name = 'Kecepatan v(t)', line = list(color = '#d62728')) %>%
add_trace(data = data, x = ~t, y = ~a, type = 'scatter', mode = 'lines',
name = 'Percepatan a(t)', line = list(color = '#2ca02c')) %>%
layout(title = 'Analisis Gerak: Posisi, Kecepatan, dan Percepatan',
xaxis = list(title = 'Waktu (t)'),
yaxis = list(title = 'Nilai'),
legend = list(x = 0.1, y = 0.9))
# Tampilkan plot
fig
Kesimpulan:
🎯 Turunan pertama dari posisi memberikan kecepatan.
🎯 Turunan kedua dari posisi memberikan percepatan.
🎯 Jika percepatan konstan, gerak disebut gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Dengan konsep ini, kita bisa memahami gerak benda dalam berbagai situasi fisika!
Dalam pembelajaran matematika teknik, estimasi fungsi memiliki peran penting dalam mendekati nilai suatu fungsi yang tidak diketahui secara langsung. Turunan analitik memberikan hasil yang eksak dan dapat digunakan untuk menganalisis perubahan suatu fungsi dengan presisi tinggi, sementara metode turunan numerik menjadi alternatif yang efektif ketika perhitungan analitik sulit dilakukan. Konsep turunan ini memiliki berbagai aplikasi yang luas, terutama dalam optimasi, fisika, dan pembelajaran mesin, di mana analisis perubahan dan pencarian nilai ekstrem sangat diperlukan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai estimasi fungsi dan turunan, baik secara analitik maupun numerik, menjadi suatu keharusan dalam berbagai bidang keilmuan, khususnya teknik pertambangan.